CC 200 15 |
Memasuki tahun 1950, lokomotif uap mulai
masuk era barang antik seiring tidak lagi diproduksi oleh pembuatnya
baik di Eropa maupun di Amerika. Namun demikian, untuk mengubah
lokomotif penarik kereta api dari lokomotif uap ke lokomotif diesel yang
lebih modern bukanlah perkara mudah. Berbagai diskusi terus dilakukan
para petinggi DKA (Djawatan Kereta Api) saat itu. Maklum saja, pada masa
itu belum ada orang yang mengerti terhadap perawatan dan operasional
lokomotif diesel. Presiden Republik Indonesia, Ir Soekarno pun kemudian
menyetujui pembelian lokomotif diesel tipe elektrik.
Lokomotif CC200 merupakan lokomotif
diesel pertama yang dipesan sebanyak 27 buah oleh DKA (Djawatan Kereta
Api) dari pabrik General Electric (Amerika Serikat) pada tahun 1953.
Lokomotif CC200 memiliki berat 96 ton, memiliki 3 bogie, yaitu 2 bogie
penggerak dan 1 bogie idle. Dengan bermotor diesel ALCO 244E, motor
diesel jenis 4 tak dan berkekuatan 1600 tenaga kuda, lokomotif CC200
mampu melaju hingga 100 km/jam.
Lokomotif CC200 dilengkapi dengan dua
kabin masinis di kedua ujungnya agar masinis mempunyai pandangan yang
lebih luas. Body CC200 memiliki tampilan streamline yang aerodinamis.
Pada bulan September 1953, 16 buah
Lokomotif CC200 berhasil tiba di pelabuhan Tanjung Priuk (Jakarta) dan
pada tahun 1954 datang 11 buah. Pada 2 Oktober 1953, untuk pertama
kalinya lokomotif CC200 dilakukan uji coba oleh masinis Djoko Soejoto
pada rute Manggarai – Tanah Abang. Agar lokomotif CC200 dapat ditangani
secara detail dan baik, beberapa sarjana muda yang direkrut DKA saat itu
dikirim ke pabrik General Electric di Amerika Serikat untuk menimba
ilmu dan belajar mengenai lokomotif diesel selama 6 bulan.
Dalam peresmian operasional lokomotif
diesel terbaru ini pada tahun 1953, Presiden Republik Indonesia, Ir
Soekarno bersama beberapa menteri turut mencoba menikmati rangkaian
kereta penumpang yang ditarik oleh lokomotif CC200.
Selama perjalanan karirnya di
perkeretaapian Indonesian, Lokomotif C200 pernah menjadi lokomotif
kebanggaan Republik Indonesia, salah satunya pada saat Konferensi Asia
Afrika di kota Bandung pada tahun 1955, lokomotif CC200 ini menjadi
lokomotif penarik yang membawa peserta konferensi dari Jakarta ke
Bandung.
Diawal operasionalnya, lokomotif CC200
pernah digunakan untuk menarik rangkaian kereta penumpang seperti Patas
Bandung (Bandung – Jakarta), Bintang Senja (Surabaya Kota - Solo -
Semarang - Jakarta), Bintang Fajar (Jakarta - Semarang - Solo - Surabaya
Kota) dan Jaya (Surabaya Pasar Turi - Cepu - Semarang – Gambir). Pada
tahun 1976, lokomotif CC200 secara rutin menarik kereta penumpang Senja
Yogya (Yogyakarta – Jakarta). Selain untuk menarik kereta penumpang,
lokomotif CC200 juga pernah menarik angkutan barang baja koil. Mulai
tahun 1990, lokomotif CC200 hanya digunakan untuk menarik rangkaian
kereta api rute jarak pendek, seperti kereta lokal rute Cirebon –
Cikampek dan kereta lokal rute Cirebon – Ciledug.
Diusianya yang semakin tua, lokomotif
CC200 hanya tersisa 3 buah di Dipo Lokomotif Cirebon, yaitu Lokomotif
CC200 08, CC200 09 dan CC200 15 dalam kondisi yang memprihatinkan.
Melihat kenyataan tersebut, kelompok pecinta kereta api membentuk
kelompok kerja Friends of CC200 pada bulan Oktober 2001 dan kemudian
kelompok keja ini bernaung di bawah organisasi IRMC (Indonesian Railway
Modeler Club). Pada bulan Mei 2002, IRMC mengirim proposal pelestarian
lokomotif CC200 kepada PT Kereta Api Indonesia (Persero). Pada bulan
Juni 2002, proposal pelestarian Lokomotif CC200 disetujui oleh Direktur
Utama PT Kereta Api Indonesia (Persero), Omar Berto. Kelompok kerja
Friends of CC200 tidak lagi bernaung di bawah IRMC dan kemudian
membentuk organisasi pecinta kereta api yang lebih mandiri yaitu IRPS
(Indonesian Railway Preservation Society) pada 25 Juni 2002.
Pada bulan Oktober 2002, lokomotif CC200
15 siap beroperasi kembali. Lokomotif CC200 15 dapat beroperasi kembali
dengan mengambil komponen mesin yang masih dapat digunakan dari
lokomotif CC200 08 dan CC200 09. Lokomotif CC200 08 dan CC200 09 yang
sudah tidak dapat dioperasionalkan lagi kemudian dikirim ke Balai Yasa
Yogyakarta pada bulan Agustus 2007 untuk disimpan.
Lokomotif CC200 15 saat ini berada di
Dipo Lokomotif Cirebon dan ditugaskan sebagai kereta administrasi dan
penarik kereta wisata.
SUMBER : INDONESIAN HERITAGE RAILWAY
Tidak ada komentar:
Posting Komentar