Lokomotif BB201 adalah lokomotif diesel
tipe elektrik yang dibeli dari pabrik General Motor (Amerika Serikat)
dan mulai didinaskan pada tahun 1964. Lokomotif ini didatangkan oleh
PNKA (Perusahaan Negara Kereta Api) sebanyak 11 unit pada tahun 1964.
Lokomotif BB201 dapat digunakan untuk menarik kereta penumpang atau
gerbong barang baik untuk jarak pendek maupun jarak jauh. Pada awal
operasinya, lokomotif BB201 dialokasikan untuk dipo lokomotif Bukit Duri
dan digunakan untuk menarik kereta penumpang atau gerbong barang pada
rute Jakarta – Yogyakarta dan Jakarta – Sukabumi. Lokomotif ini pernah
digunakan untuk menarik kereta express Bima. Kereta express Bima
diresmikan pada tahun 1967 yang menempuh rute Jakarta – Yogyakarta -
Surabaya dan dianggap sebagai kereta mewah saat itu.
Lokomotif BB201 pernah digunakan untuk
menarik gerbong tangki (ketel) berisi bahan bakar minyak dari dipo
pertamina di daerah Cilincing (Jakarta Utara) untuk tujuan ke Sukabumi
atau ke Bandung. Saat itu terdapat jalan rel yang menghubungkan stasiun
Tanjung Priuk – stasiun Pasoso –stasiun Lagoa - dipo Pertamina
(Cilincing). Pengiriman bahan bakar minyak dari dipo pertamina
(Cilincing) dengan menggunakan kereta api dihentikan pada tahun 1980
sejak selesainya pipa (di bawah tanah) bahan bakar minyak dari Jakarta
ke Sukabumi dan ke Bandung. Namun demikian, dipo Pertamina (Cilincing)
masih melayani pengisian bahan bakar minyak ke gerbong tanki untuk bahan
bakar lokomotif sampai dengan tahun 1989.
Datangnya 38 unit lokomotif diesel CC201
pada tahun 1976 (pengiriman tahap 1), membuat alokasi lokomotif BB201
dipindah dari dipo lokomotif Bukit Duri ke dipo lokomotif Yogyakarta.
Lokomotif BB201 digunakan untuk menarik gerbong barang yang mengangkut
semen (rute Cilacap – Lempuyangan) dan gerbong tangki (ketel) berisi
bahan bakar minyak (rute Cilacap – Rewulu). Seiring dengan kedatangan 34
unit lokomotif diesel CC201 pada tahun 1984 (pengiriman tahap 2),
membuat alokasi lokomotif BB201 dipindah dari dipo lokomotif Yogyakarta
ke dipo lokomotif Purwokerto. Lokomotif BB201 masih digunakan untuk
menarik kereta penumpang Purbaya (rute Purwokerto – Kroya – Surabaya
Gubeng) dan kereta feeder Purbaya (rute Cilacap – Maos – Kroya).
Untuk spesifikasi teknis mesin, motor
dieselnya bertipe EMD 12-567C, berat 78 ton, daya 1425 HP (horse power)
dan dapat mencapai kecepatan maksimum 120 km/jam. Lokomotif ini memiliki
gandar tipe A1A-A1A artinya memiliki 2 bogie yang bergandar 3 namun
hanya 4 roda yang digerakkan oleh motor traksi dan 2 roda tengah di
masing-masing bogie tidak memiliki motor traksi (idle). Walaupun
lokomotif BB200 dan lokomotif BB201 memiliki bentuk dan susunan roda
yang sama namun secara teknis ada sedikit perbedaan.
Penggunaan daya motor diesel yang lebih
besar dibanding dengan daya motor diesel milik lokmotif BB200, maka
lokomotif BB201 dapat menarik rangkaian kereta yang lebih panjang dan
kemampuan jelajah yang lebih jauh. Selain itu, BB201 telah dilengkapi
dengan teknologi multiple unit dan dynamic brake, sedangkan BB200 belum
ada kedua fasilitas tersebut. Perbedaan yang lain yaitu posisi rem
parkir BB201 berada di dalam sisi kiri kabin menghadap ke short hood
(hidung pendek) sedangkan posisi rem parkir BB200 berada di sisi kanan
kabin menghadap ke short hood (hidung pendek).
Perbedaan yang cukup mudah dikenali dari
tampilan fisiknya adalah terdapat plat nomor lokomotif yang diberada
di sebelah kanan dan kiri dari lampu lokomotif BB200 sedangkan BB201
tidak memiliki fitur ini. Pada tahun 1984, dilakukan repowering pada
lokomotif BB201. Tujuan repowering adalah untuk mengembalikan kinerja
lokomotif seperti kondisi awal/baru dan memperpanjang masa pakai
lokomotif.
Karena keterbatasan suku cadang dan usia
yang semakin tua, dari 11 unit lokomotif BB201, saat ini masih tersisa 1
unit saja yang masih dapat beroperasi yaitu BB201 10. Lokomotif BB201
10 saat ini berada di dipo lokomotif Purwokerto. Saat ini lokomotif
BB201 10 hanya difungsikan untuk dinas langsir. Lokomotif BB201 10
memiliki keunikan berupa ornamen sayap di sebelah kanan dan kiri dari
lampu lokomotif.
SUMBER : INDONESIAN HERITAGE RAILWAYS
Tidak ada komentar:
Posting Komentar